Rizka Rudiansyah, M.Pd

Kunjungi Profil

Keberhasilan Mereka Adalah Kebahagiaanku

Kisah ini saya awali dengan cerita penakluk gunung Everest yang menggemparkan dunia pada masanya yakni Edmund Hillary, ia bisa menjadi pendaki pertama yang menginjakkan kaki dipuncak Everest berkat gurunya yang mendukung, memfasilitasi Edmun Hillary hingga akhirnya ia mencapai keberhasilannya. Saat di tanya oleh wartawan tentang motivasi apa yang membuatnya membantu Edmun Hillary. Maka Tengzing Norgay menjawab “keberhasilan mereka (siswaku) adalah kebahagiaanku”. Itulah kisah yang saya dapatkan dari kiyai saat memberikan training spiritual di sekolah menengah pertama. Memang benar guru adalah mereka yang bahagia tersebab keberhasilan siswa atas asanya. Dalam tulisan ini saya akan ceritakan pengalamanku sebagai seorang guru yang mewujudkan keinginan siswaku untuk backpacker ke luar negeri. Ini kisahnya

Seperti biasanya saya memulai kelas dengan kegiatan morning activity salah satu kegiatan yang kami (siswa dan guru) lakukan di sekolah alam karawang sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sebagai bentuk pengkondisian diri dengan berdoa, shalat duha dan dzikir. Saat itu menjadi momen yang berbeda karena siswa mengusulkan backpacker kali ini ke luar negeri, spontan saya kaget dengan usulan tersebut karena terpikir banyak hal untuk mempersiapkannya. Namun saya melihat kesungguhan anak – anak yang mengumpulkan uang sendiri dengan berjualan kaos kaki dan makanan kesana kemari akhirnya saya bertekad untuk mewujudkan impian mereka.

Kurang dari tiga bulan saya dan anak mempersiapkan backpacker ini, mulai dari menentukan tujuan negara yang kita hendak tuju. Dengan diskusi yang cukup Panjang dengan siswa akhirnya kita bersepakat memilih Malaysia menjadi tujuannya lalu membuat itinerary agar kitab isa menentukan estimasi biaya. Memang tak mudah tapi disaat kita punya niat disitulah ada seribu jalan terbentang. 

Setelah kami menghitung estimasi biaya maka saya mengarahkan siswa untuk mengoptimalkan mencari uang dari berdagang di lingkungan sekolah dan mengajukan proposal ke sekolah demi mencukupi kegiatan ini. Disisi lain saya membagi tugas setiap siswa dari mulai berangkat ke bandara hingga penanggung acara setiap hari di luar negeri, ini dilakukan agar siswa banyak berlajar dari backpacker ini, dan saya membawa siswa ke Jakarta dan kota sekitarnya untuk menjajal LRT dan MRT agar membiasakan mode transportasi nanti di Malaysia. Karena dengan LRT dan MRT bisa menghemat biaya disana.

Faiza membuat rencana perjalanan dengan rinci dari mulai estimasi watu yang dibutuhkan dari satu tempat ke tempat lainnya, berbekal tanya sana dan sini akhirnya kami mengecek real time di maps online supaya akurasinya tepat dalam menentukan estimasi waktu. Faiza memang anak yang cerdas dan shalehah ia membuat dengan rinci hingga akhirnya destinasi terasa mudah dan bisa. Kami memilih destinasi yang memuat tempat yang mengandung nilai sejarah, pasar, tempat ibadah dan tempat wisata hits. Maka dipilihlah batu cave, twins tower, masjid terapung Selangor, museum, pasar dan getting island sebagai tempat yang kita pilih untuk dikunjungi selama lima hari.

Setelah Faiza, Khibran saya arahkan untuk memandu perjalanan dari karawang menuju ke bandara. Karena dari kami belum pernah naik pesawat sama sekali maka searching internet adalah cara yang efektif untuk mengetahui prosedur naik pesawat dan khibran menjalankan tugasnya untuk mencari informasi sebanyaknya.

Beberapa siswa yang lain membantu untuk memesan tiket pesawat pulang pergi dan memesan penginapan di Malaysia, setelah dihitung – hitung dengan 13 orang yang ikut maka kami memilih apartemen sebagai tempat kita tinggal selama di Malaysia. Tak disangka kami mendapat masalah di migrasi dalam membuat paspor disebabkan siswa smp kelas 9 masih dibawah umur, dengan negosiasi serta obrolan Panjang dengan pihak imigrasi akhirnya kami bisa membuat paspor semua.

Akhirnya dengan usaha gigih dan maksimal dari awal hingga akhira backpacker ini bisa kita laksanakan dan semua destinasi bis akita kunjungi. Semua siswa sangat bahagia karena bisa mewujudkan cita – citanya dan bagi saya sebagai guru merasa lebih bahagia karena bisa mendampingi serta memberikan jalannya. Itulah ceritaku sebagi guru mewujudkan cita – cita siswaku.


 


 

KeberhasilanMerekaAdalahKebahagiaanku
Komentar (0)

Tuliskan Komentar Anda

- Belum ada komentar, jadilah yang pertama berkomentar -