Redaksi Guru Inovatif

Redaksi

Kunjungi Profil

Metakognitif, Keterampilan yang Sering Terlewatkan Dalam Pendidikan

Salah satu misi pendidikan Merdeka Belajar adalah menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran atau dikenal dengan istilah Student Centered Learning (SCL). Secara definisi, SCL merupakan metode pembelajaran yang berfokus untuk meningkatkan serta mengembangkan kemampuan kritis peserta didik. Berbagai upaya telah ditempuh guna mencapai misi pendidikan tersebut, salah satunya dengan menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS (Higher Order Thinking Skills). Penerapan HOTS bertujuan untuk mengarahkan peserta didik untuk memahami fakta, konsep, dan prosedur dalam pembelajaran.  Namun, tahukah Anda ada satu keterampilan yang seringkali terlewatkan dalam berjalannya pendidikan. Pengetahuan tersebut dikenal dengan nama metakognitif

Guru mengajar soal HOTS untuk menunjang kemampuan metakognitif peserta didik
Guru mengajar soal HOTS untuk menunjang kemampuan metakognitif peserta didik (Sumber: Canva)

Apa itu metakognitif? Apa kegunaannya? dan bagaimana penerapannya dalam pembelajaran? Simak penjelasan sampai akhir ya!

Apakah Metakognitif itu?

Secara bahasa, metakognitif berasal dari dua kata yaitu meta dan kognisi. Meta adalah suatu awalan yang digunakan dalam bahasa Inggris untuk menunjukan abstraksi dari suatu konsep. Sedangkan kognisi merupakan kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan, dan sebagainya) atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri. Oleh karena itu, metakognitif merupakan kesadaran seseorang untuk mengontrol ranah kognitif dalam dirinya sendiri. Istilah tersebut pertama kali dipopulerkan pada tahun 1979 oleh John Flavel, seorang psikolog asal Amerika Serikat. 

Lebih mendalam, Flavel mendefinisikan pengetahuan metakognitif sebagai bentuk kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri. 

Wah! Kompleks sekali ya pengetahuan metakognitif! Tetapi, apa saja sih kegunaannya dalam pembelajaran? Simak penjelasan di bawah ini ya!

Jenis dan Fungsi Metakognitif

Pengetahuan metakognitif sangat berguna dalam pembelajaran. Ia menjadi instrumen yang dapat memicu kreativitas berpikir siswa. Hal ini disebabkan karena dengan kemampuan metakognitif seorang peserta didik bisa menggali minat dan potensi dalam dirinya sendiri. Selain itu, metakognisi terbagi ke dalam dua jenis, yaitu metakognitif self management dan self assessment. Berikut penjelasannya:

  1. Metakognitif self management, merupakan pengetahuan yang mendorong peserta didik untuk mengontrol dan mengatur pertumbuhan keterampilan berpikir dan kognisi yang mereka miliki secara mandiri.
  2. Metakognitif self assessment, merupakan pengetahuan untuk menilai diri sendiri. Bagaimana seseorang bisa mengontrol dan menyadari apa yang diketahui dan yang tidak mereka ketahui.

Setelah mengetahui dua jenis metakognitif, Anda juga perlu menyadari bagaimana posisi pengetahuan kognitif dalam pembelajaran. Tim Guru Inovatif.id telah mengidentifikasi bahwa setidaknya ada tiga fungsi utama pengetahuan metakognitif dalam pembelajaran. Pertama, pengetahuan metakognitif dapat dimanfaatkan sebagai media dan sarana untuk berpikir secara kritis terhadap permasalahan tertentu. Kedua, sebagai sarana untuk melatih kemampuan berpikir individu. Terakhir, sebagai sarana untuk membentuk individu pembelajaran yang mandiri, kritis, dan kreatif. 

Manfaat Metakognitif

Strategi metakognitif dapat menjadikan seorang peserta didik menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian tersebut akan membentuk jati diri seorang pemelajar yang dapat memaksimalkan kemampuan dan potensinya dalam konteks yang berbeda-beda. Pentrich (2002) mengungkapkan bahwa banyak peserta didik memperoleh pengetahuan metakognitif melalui pengalaman pribadinya. Apabila seorang peserta didik memiliki kemampuan metakognitif, Anda perlu melakukan pendekatan dan bimbingan supaya bisa mengetahui tingkat pengetahuan kognitifnya. Berdasarkan uraian tersebut, setidaknya kami merangkum lima manfaat dari pengetahuan terhadap metakognitif.

  1. Membantu peserta didik menjadi pribadi yang peka terhadap isu-isu dan permasalahan tentang pendidikan.
  2. Membuat  siswa menjadi lebih mandiri, kreatif, bertanggung jawab, dan pekerja keras.
  3. Membimbing peserta didik menjadi seorang problem solver atas permasalahan tertentu.
  4. Mempermudah Bapak/Ibu untuk mengontrol siswa dalam pembelajaran.
  5. Mengarahkan peserta didik untuk memaksimalkan potensi mereka dalam mengingat materi ajar.

Selain manfaat-manfaat di atas, terdapat  juga beberapa pertimbangan kegiatan yang dapat dilakukan agar kemampuan metakognitif peserta didik bisa berjalan dengan maksimal. Pertimbangan-pertimbangan yang dapat Anda lakukan adalah sebagai berikut. 

  1. Membuat rencana ajar sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas peserta didik.
  2. Mendorong peserta didik untuk belajar mandiri dengan memberikan rencana pembelajaran mandiri.
  3. Menggunakan kemudahan teknologi dalam pembelajaran
  4. Memanfaatkan berbagai sumber pengetahuan dan literasi dari berbagai bidang pembelajaran.
  5. Menganalisa kelemahan dan manfaat mengenai aktivitas pembelajaran.

Dengan menyusun perencanaan yang matang, pemerolehan hasil belajar yang maksimal akan tercapai. Selain itu, Anda juga memiliki kontrol yang penuh terhadap dinamika yang terjadi di dalam kelas. Sehingga, terjadi relasi yang erat antara peran Anda dengan peserta didik demi tercapainya suasana kelas yang interaktif, kolaboratif, dan harmonis. 

Perencanaan Penerapan Metakognitif

Salah satu strategi untuk mencapai pemahaman materi ajar yang maksimal adalah dengan menyusun rencana pembelajaran. Banyak aspek yang harus diperhatikan sebelum memberikan pengetahuan metakognitif. Aspek-aspek tersebut meliputi kesiapan materi, strategi pembelajaran, dan  kesiapan evaluasi. Penyusunan rencana dalam penerapan metakognitif terbagi ke dalam lima komponen penting. Berikut kelima komponen penting tersebut!

1. Persiapan dan Rencana Pembelajaran

Komponen persiapan dan pembelajaran memuat rumusan dan tujuan pembelajaran yang telah disusun dalam RPP atau modul ajar. Muatan dari pengetahuan metakognitif harus sistematis sehingga bisa mempermudah peserta didik dalam proses pembelajaran. 

Guru berdiskusi tentang metode pembelajaran
Guru berdiskusi tentang metode pembelajaran (Sumber: Canva)

2. Memilih dan Menginovasikan Strategi Pembelajaran

Sebagai upaya terwujudnya pembelajaran yang komprehensif, tenaga pendidik perlu memilih strategi pembelajaran yang paling efektif untuk materi ajar. Selain itu, sebagai salah satu langkah untuk mengurangi kejenuhan pembelajaran, Anda perlu menyusun strategi pembelajaran berbeda untuk materi ajar dan pembelajaran yang berbeda pula. Dengan demikian, pemerolehan hasil pembelajaran dapat maksimal. 

3. Pemantauan dan Analisis Kemajuan Pembelajaran

Peserta didik yang memiliki kemampuan kognitif yang baik lebih peka terhadap isu tertentu. Selain itu, mereka juga cenderung memiliki jalan pintas untuk menjawab permasalahan yang tenaga pendidik susun dalam pembelajaran. Pada tahap ini, Anda dapat memanfaatkan model soal HOTS agar memicu peserta didik berpikir dan mendapatkan menyelesaikan masalah lebih dari pengetahuan teoritis yang ia miliki. 

Guru saling berbagi evaluasi perihal progres pembelajaran
Guru saling berbagi evaluasi perihal progres pembelajaran (Sumber: Canva)

4. Evaluasi 

Tahap akhir dari penerapan metakognitif adalah evaluasi. Berikanlah impresi dan motivasi positif kepada peserta didik. Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat memberdayakan pemikirannya untuk menjawab tantangan kedepannya. 

Itulah beberapa tahapan yang dapat Anda terapkan dalam pembelajaran perihal pengetahuan metakognitif. Sebagai penunjang pemahaman Bapak/Ibu, berikut kami berikan contoh studi penerapannya. Dalam pembelajaran Geografi tentang Proses Terbentuknya Hujan. Mintalah siswa A menjelaskan komponen-komponen, jenis-jenis, dan bagaimana tahapan terbentuknya hujan. Apabila setelah diberi soal ada beberapa pertanyaan yang tidak dapat dijawab maka mintalah ia untuk merefleksikan hal-hal yang membuatnya kesulitan belajar materi tersebut. 

Refleksi yang ia lakukan merupakan salah satu tahapan dalam metakognitif. Setelah menemukan jawaban dari kebingungannya, cobalah untuk berikan siswa A motivasi dan dorongan untuk mempelajari materi ajar. Setelah itu, siswa A akan dapat menjelaskan proses turunnya hujan dengan bahasanya sendiri disertai dengan penjelasan yang dekat dalam kesehariannya. 

Penutup

Demikianlah informasi mengenai pengetahuan metakognitif. Besar harapan kami Bapak/Ibu dapat menerapkan pengetahuan ini di dalam kelas. Dengan mengenali peserta didik secara mendalam, Bapak/Ibu akan lebih mudah menyusun rencana pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan bakat mereka. Dengan demikian, cita-cita mewujudkan Merdeka Belajar dan kesejahteraan dalam pendidikan dapat tercapai dan terealisasikan. Semangat untuk semua guru di Indonesia! maju terus pendidikan bangsa!


Owh ya! salah satu langkah yang dapat Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam pembelajaran adalah dengan menjadi Member Premium Guru Inovatif. Selain harganya yang sangat bersahabat, fitur-fitur dan event yang ditawarkan juga relevan dengan kebutuhan Bapak/Ibu dalam pembelajaran. Oleh karena itu, jangan lupa klik Link Pendaftaran sekarang juga ya! Selamat belajar bersama-sama!

Penulis: Yandi Chidlir

Editor: Putra

PesertadidikTenagaPendidikSeputarGuruMetakognitifKeterampilanKeterampilanMengajar
Komentar (0)

Tuliskan Komentar Anda

- Belum ada komentar, jadilah yang pertama berkomentar -