Redaksi Guru Inovatif

Redaksi

Kunjungi Profil

Guru pun mengalami Burnout, Apa itu Burnout?

Mengajar merupakan karir yang bermanfaat namun juga sangat menuntut. Karena jam kerjanya lama dan beban kerjanya besar, sehingga mudah bagi guru untuk merasakan burnout ini.

Menurut Oxford Dictionary

Burnout adalah kondisi kelelahan ekstrim, baik secara fisik maupun mental dan dapat menyebabkan sakit. Hal ini terjadi karena bekerja terlalu keras.

Menurut Psychology Today

Burnout adalah kondisi stres akut yang mengarah pada kelelahan fisik, emosional, serta perasaan kurang efektif dan kurangnya pencapaian.

Guru juga Manusia

Para guru umumnya “pemburu prestasi” dengan bekerja keras dan selalu mencari cara untuk selalu berkembang. Tentu saja ini sikap yang bagus, namun berarti guru juga akan menjadi seseorang yang perfeksionis. Hal ini lama-kelamaan akan mengakibatkan guru akan berkurang waktu istirahatnya. 

Adanya stigma masyarakat yang meyakini bahwa “overwork” dan “workaholic” adalah sosok pekerja keras, tentu membuat hal ini semakin rumit. Padahal guru adalah sebuah pekerjaan, guru juga seorang manusia, guru juga mempunyai kehidupan di luar jam kerja.

Tanda-tanda Burnout 

Seperti yang sudah disebutkan, burnout itu tak hanya sekadar merasa kelelahan dan kewalahan. Tapi juga dapat menyebabkan depresi berkepanjangan. Berikut ini tanda-tanda burnout

1. Mengalami kelelahan namun bermasalah saat tidur

Mengajar sepanjang hari pastinya melelahkan, akan tetapi jika Anda mengalami kelelahan bahkan saat sebelum berangkat mengajar, itu tanda Anda butuh istirahat. Namun orang-orang yang mengalami burnout biasanya mengalami insomnia juga, yang bila dibiarkan tentu akan menyebabkan masalah besar di kemudian hari.

2. Lupa yang berulang dan susah fokus

Guru yang mengalami burnout akan kesusahan melakukan aktivitas dan susah untuk berkonsntrasi. Keadaan ini akan diperparah jika berkurang jam tidurnya.

3. Susah makan dan masalah berat badan

Jika mengalami kenaikan atau penurunan berat badan yang drastis, segeralah temui dokter untuk membicarakan hal ini.

4. Depresi dan merasa cemas

Jika pada tahap awal dibiarkan, burnout yang dialami guru akan menjadi rasa cemas dan depresi. Temui dokter atau psikolog jika emosi sedih atau kemarahan Anda mempengaruhi gaya hidup Anda.

Cara mengatasi Burnout

Guru harus memikirkan bagaimana menyeimbangkan kehidupan mereka agar tidak mengalami burnout. Salah satu caranya adalah membuat batasan yang jelas. Sebagai contoh Anda hanya akan memeriksa ujian murid sampai program TV favorit Anda dimulai atau tidak menyentuh sama sekali pekerjaan Anda di hari Minggu.

Manfaatkan hari Minggu atau waktu libur Anda untuk tidak memikirkan pekerjaan, seperti rekreasi, melakukan hobi, menjalin hubungan dengan pasangan, dsb. Pastikan urusan sekolah merupakan prioritas terakhir di waktu libur Anda. Dalam setahun, rencanakan waktu libur Anda, bahkan jika waktu libur Anda hanya menghabiskan waktu di rumah saja. Selain itu Membudayakan hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, makan teratur , mengatur ritme tidur, dan melakukan olahraga juga dapat mengantisipasi terjadinya burnout. Menyediakan tempat untuk berkonsultasi, dalam kasus tertentu beberapa guru membutuhkan konsultasi, misal dengan psikolog. Namun bila di sekolah terdapat tenaga ahli yang bisa mengurangi stres pada guru tentu akan lebih baik lagi.

Seni mengajar itu adalah memberikan kesempatan, ide, pengetahuan, dan petunjuk untuk murid. Tetapi  mengajar tidak akan efektif jika Anda sudah merasa lelah sebelum waktu mengajar. Jagalah gaya hidup Anda, seimbangkan porsi peran Anda sebagai guru di sekolah dan sebagai orang dalam masyarakat. Bila perlu, cek rutin bagaimana kondisi mental Anda.


 


 

burnoutKelelahanpsikologirefleksi
Komentar (0)

Tuliskan Komentar Anda

- Belum ada komentar, jadilah yang pertama berkomentar -