Een Irawati, S.Pd

Guru IPA

Kunjungi Profil

Cerita dibalik perjuangan menyelenggarakan pendidikan non formal untuk pemerataan pendidikan

Tentu tidak mudah membuka sekaligus mengelola sebuah lembaga pendidikan. Apalagi, harus merogoh kocek pribadi yang sebenarnya kantong pun tipis, hanya dengan alasan yang mungkin bagi sebagian besar orang sangatlah konyol yaitu atas dasar prihatin dengan nasib dan masa depan anak-anak bangsa.

Membuka sebuah lembaga pendidikan non formal bagi anak-anak bangsa yang putus sekolah bukanlah hal mudah. Ribet, bisa dibilang demikian karena para peserta didiknya tentu saja sudah merasakan kehidupan dunia luar sekolah dengan berbagai persoalan hidup yang dihadapi.

Namun, persoalan-persoalan itu tidak membuat Pujiastining, S.Pd patah arang. Justru, persoalan-persoalan itulah yang mendorong ibu satu anak ini untuk membuka sebuah lembaga pendidikan non formal Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang kemudia diberi nama “Insan Peduli”.

Sebelumnya ia bersama 2 orang rekannya juga mendirikan sebuah taman kanak-kanak, di akhir abad 20. Yang kini, di tahun 2022 statusnya telah menjadi TK Negeri.

Ia saya mengajar anak-anak yang putus sekolah, membantu anak-anak usia rentan putus sekolah SD, ada yang sama sekali tidak bisa membaca dan waktu ia sebagai relawan tanpa di gaji. Mereka hanya belajar tapi tidak punya kurikulum yang jelas, kemudian mereka nanti mau dapat ijasahnya seperti apa.

Akhirnya ia mencari tahu dan mencoba melakukan riset, mencari tahu, saya mau buka sekolah alam atau apa, akhirnya dari berbagai sumber, saya temukan satu nama dari kementerian yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dengan modal pengetahuannya selama mengelola taman kanak-kanak.

Dari awal berdirinya hingga tahun 2022, PKBM yang dipimpinnya memiliki banyak program diantaranya:
Kejar paket A setara SD, Kejar paket B setara SMP, Kejar paket C setara SMA, kursus menjahit, kursus komputer, usaha kewirausahaan, dan lain sebagainya.

Rata-rata peserta didik putus sekolah bukan karena orang tua tidak mampu tetapi karena pergaulan, ada yang MBA (Married by Accident),ada juga yang karena bosan, ada yang korban bullying, dari berbagai masalah ini, ia coba untuk membangkitkan mereka melalui pendidikan karakter untuk mereka sehingga harapannya mereka lahir menjadi pribadi yang lebih baik, bukan hanya cerdas secara akademik tetapi mereka juga menjadi pribadi yang lebih baik.

Banyak tutor yang mengajar di PKBM ini dan mereka memiliki kompetensi yang mumpuni dengan basic pendidikan mayoritas S1 dan sebagian S2 diharapkan dapat memberikan kontribusi maksimal agar pendidikan dapat merata untuk masyarakat juga.

Ceritadibalikperjuanganmenyelenggarakanpendidikannonformaluntukpemerataanpendidikan
Komentar (0)

Tuliskan Komentar Anda

- Belum ada komentar, jadilah yang pertama berkomentar -